Waktu Tepat Imunisasi️️

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian dari virus atau bakteri yang  telah di modifikasi.️
Jadwal Imunisasi Dewasa
Usia diatas 19 tahun

Imunisasi tidak hanya diperuntukkan untuk anak saja namun juga untuk dewasa. Pada orang dewasa berusia diatas 19 tahun keatas pelaksanaannya masih sangat kurang. Padahal manfaat yang didapat sangatlah besar baik bagi individu tersebut bahkan bagi kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2023*

Penjelasan Imunisasi Dewasa

Penjelasan Imunisasi Dewasa

Berikut penjelasan singkat imunisasi dewasa berdasarkan PAPDI:

  1. Influenza
    • Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun.
    • Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Influenza : gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll), kanker, anemia/ hemoglobinopati, obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah.
    • Vaksin Influenza juga dianjurkan bagi semua ibu hamil.
    • Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun.
    • Vaksin Influenza tersedia dalam bentuk Trivalent dan Quadrivalent.
  2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)
    • Pemberian booster Td/Tdap sangat penting sehubungan dengan wabah Difteri yang terjadi di beberapa daerah dan waning immunity pasca vaksinasi Pertusis.
    • Orang dewasa menggunakan Vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen Difteri dan Pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler (bukan whole-cell), sehingga kurang reaktogenik.
    • Untuk mencegah Tetanus Neonatorum, status imunisasi Tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan.
  3. Varicella (Cacar Air)
    • Vaksin Varicella merupakan vaksin hidup.
    • Semua orang dewasa yang tidak terbukti pemah mengalami Cacar Air atau tidak memiliki kekebalan terhadap Varicella, dianjurkan untuk vaksinasi. Manifestasi klinis Cacar Air pada orang dewasa umumnya lebih berat daripada anak-anak.
    • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan.
    • Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
    • Jangan berikan kepada ibu hamil.
  4. Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan
    • Vaksinasi HPV untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent.
    • Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual.
    • Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun.
    • Vaksinasi tidak menggantikan Pap Smear/IVA yang tetap harus dilakukan minimal setiap 3 tahun untuk deteksi dini.
    • Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.
  5. Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki
    • Vaksinasi HPV untuk laki-laki hanya menggunakan vaksin HPV quadrivalent.
    • Untuk usia 9-21 tahun, vaksin diberikan kepada semua individu.
    • Untuk usia 22-26 tahun, vaksin terutama diberikan kepada individu homoseksual yang belum vaksinasi. Individu nonhomoseksual juga dapat menerima vaksinasi hingga usia 26 tahun.
  6. Zoster
    • Berikan 1 dosis vaksin Zoster kepada semua individu berusia 60 tahun ke atas; dengan atau tanpa episode Zoster sebelumnya.
    • Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup.
  7. Measles/Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/Campak Jerman (MMR)
    • Vaksin MMR merupakan vaksin hidup.
    • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama, lingkungan padat, dan saat terjadi wabah.
    • Bila belum pernah diberikan vaksin pada masa kanak-kanak maka diberikan 2 dosis MMR. Bila sudah pernah, diberikan 1 dosis MMR saja.
    • Dosis kedua diperlukan karena 2-5% populasi normal tidak merespons 1 dosis MMR.
    • Vaksin MMR dapat mencegah Sindroma Rubella Kongenital, berikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil.
  8. Pneumokokal Konjugat 13-valent (PVC13)/Pneumokok
    • Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas.
    • Bila belum pernah mendapatkan vaksin Pneumokok, anjurkan pemberian PCV13 terlebih dahulu lalu ditambahkan PPSV23 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian PCV13.
    • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah, perlu diperhatikan agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji / umrah berangkat.
    • Bila sebelumnya sudah pernah mendapat vaksinasi PPSV23, berikan vaksin PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian vaksin PPSV23.
  9. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)/Pneumokok
    • Vaksinasi semua orang berusia 60 tahun ke atas
    • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah, perlu diperhatikan agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
    • Bila sudah pernah mendapatkan vaksin PPSV23, dianjurkan pemberian PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun sesudah pemberian PPSV23.
  10. Meningitis Meningokokal
    • Vaksinasi Meningitis Meningokokal tidak diberikan secara rutin.
    • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon jemaah haji/umrah dan calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Vaksin untuk ibu hamil dan menyusui bisa diberikan dengan persetujuan oleh dokter kebidanan terlebih dahulu.
  11. Hepatitis A
    • Vaksin ini dianjurkan untuk semua individu.
    • Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler)
  12. Hepatitis B
    • Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu.
    • Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga
    kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multiple, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis.
    • Khusus pada individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20μg/ml) setiap kali penyuntikan pada bulan 0, 1, 2 dan 6.
    • Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster).
    • Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-Hbs pasca vaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer ≤10 mIU/mL)
    • Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder. Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-Hbs pasca vaksinasi dilakukan pada 1 – 3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer ≥ 10 mIU/mL).
    Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
  13. Hepatitis A dan Hepatitis B (Kombinasi)
    • Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar
  14. Hepatitis A dan Typhoid (Kombinasi)
    • Vaksin kombinasi diberikan sebagai dosis pertama. Untuk dosis berikutnya digunakan vaksin Hepatitis A dan Typhoid terpisah sesuai jadwal masing-masing (yaitu Hepatitis A pada bulan ke 6 – 12 dan Typhoid setiap 3 tahun).
  15. Thypoid Fever (Demam Tifoid)
    • Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dengan atau tanpa riwayat Demam Tifoid.
    • Pengulangan vaksin diberikan setelah 10 tahun
    Pasien yang sudah divaksinasi akan mendapat International Certificate of Vaccination or Prophylaxis (kartu kuning)
  16. Yellow Fever (Demam Kuning)
    • Vaksin Yellow Fever merupakan vaksin hidup.
    • Vaksin Yellow Fever tidak diberikan secara rutin.
    • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  17. Japanese encephalitis (JE)
    • Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan pada seseorang yang akan bepergian ke daerah endemik JE.
  18. Rabies
    • Vaksin diberikan sebagai post-exposure prophylaxis.
    Vaksin tersedia di Rumah Sakit dan Puskesmas yang sudah ditunjuk sebagai Rabies Center / Pusat Layanan Gigitan Hewan Tersangka Rabies.
Informasi Vaksinasi Dewasa

Berkas Unduh

file Rekomendasi Vaksin Dewasa CDC
file PAPDI 2023
Jadwal Imunisasi Anak
Usia anak 0-18 tahun

Imunisasi pada anak sudah umum dilakukan di Indonesia. Manfaat pada anak tentunya sangatlah besar. Berikut penjelasan singkat vaksin anak menurut IDAI:

Rekomendasi IDAI 2023

Penjelasan Imunisasi Anak

Selain imunisai yang sudah diwajibkan oleh pemerintah, ternyata masih banyak imunisasi-imunisi yang harus diberikan terhadap Anak.
Berikut Jadwal Vaksinasi diatas sesuai Rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Berkas Unduh

file Rekomendasi IDAI 2023