Kami melayani Vaksinasi, Suntik Vitamin, Perawatan Pasien dirumah lainnya di Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, Sukabumi dan sekitarnya.

Influenza adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini sangat menular dan dapat mengakibatkan komplikasi serius terutama pada penderita yang mengalami penurunan kekebalan tubuh. Viru influenza seringkali menyebabkan kejadian luar biasa (KLB), baik berupa epidemi maupun pandemi influenza, diantaranya adalah kasus flu burung (avian influenza) H5N1 dan flu babi (swine flu) H1N1 pada tahun 2009.

 

Virus Influenza

Virus influenza merupakan virus RNA rantai tunggal dengan bentuk helikal dari famili orthomyxoviridae. Ada tiga tipe virus influenza yaitu A, B, dan C. Influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang dibedakan oleh antigen permukaan, hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Tiga tipe hemagglutinin (H1, H2, dan H3) memiliki peran dalam penempelan virus pada sel manusia, sedangkan dua tipe neuraminidase (N1 dan N2) berperan terhadap penetrasi virus ke dalam sel manusia.

Influenza A menyebabkan penyakit yang sedang-berat dan mengenai semua kelompok umur. Selain menyebabkan penyakit pada manusia, influenza A juga menyebabkan penyakit pada binatang seperti babi dan burung. Influenza B umumnya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari pada tipe A dan terutama menyerang anak-anak. Influenza B lebih stabil dari pada influenza A dengan lebih sedikit antigenic drift dan menyebabkan imunitas yang cukup stabil.

 

Cara Penularan

Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara (aerosol) dan percikan ludah (droplet) kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Penularan terjadi 1-2 hari sebelum gejala timbul sampai 4-5 hari sesudahnya. Tidak ada status karier.

Setelah transmisi dari saluran napas, virus menempel dan berpenetrasi ke dalam sel epitel pernapasan di trakea dan bronkus. Terjadi replikasi virus yang menyebabkan hancurnya sel pejamu. Virus bertahan dalam sekresi pernapasan selama 5-10 hari.

 

Gambaran Klinis

Masa inkubasi umumnya 2 hari, tetapi dapat bervariasi antara 1 sampai 4 hari. Berat ringannya influenza tergantung virulensi virus dan pengalaman imunologis terdahulu dengan varian virus yang bersangkutan. Secara umum, hanya sekitar 50% individu terinfeksi yang akan berkembang menjadi gejala klasik influenza.

Gejala klasik influenza ditandai dengan demam tinggi mendadak (38-40°C), nyeri otot (mialgia), nyeri tenggorokan, batuk non-produktif dan nyeri kepala. Nyeri otot terutama di otot punggung. Batuk dipercaya terjadi sebagai akibat destruksi epitel trakea.

 

Vaksinasi

Terdapat dua jenis vaksin influenza, yaitu :

1. Vaksin Inaktif (Inactivated Vaccine)

Vaksin inaktif telah tersedia sejak tahun 1940-an. Merupakan jenis vaksin yang paling sering digunakan karena memiliki keuntungan, yaitu mirip infeksi alami yang terjadi pada manusia. Virus yang divaksinasikan berkembang biak dan merangsang pembentukan antibodi seperti pada reaksi cell-mediated immunity.

- Whole virion vaccine
Menggunakan seluruh partikel virus. Mempunyai imunogenesitas yang baik, tetapi konsekuensi efek simpang yang lebih besar.

- Split particle vaccine
Menggunakan fragmen partikel virus (mengandung RNA dan protein M). Antigen permukaan, struktur protein dan antigen pelarut seluruhnya diikutsertakan. Mempunyai imunogenesitas cukup baik dan efek simpang yang lebih sedikit.

- Subunit vaccine
Hanya mengandung HA dan NA. Bentuk mirip split particle vaccine, tetapi proses pemurniannya berbeda. Mempunyai imunogenesitas yang kurang, namun efek samping sedikit.

2. Vaksin hidup (Live-attenuated Vaccine)

Vaksin hidup beredar di Amerika Serikat sejak tahun 2003. Vaksin hidup merupakan bentuk vaksin yang cukup aman, tetapi imunitas yang terbentuk lama dan harus dilakukan pemberian booster.

Vaksin hidup ini berisi tiga virus influenza yang sama seperti vaksin inaktif. Vaksin diberikan melalui rute infeksi natural secara intranasal, tersedia dalam unit penyemprot (sprayer) hidung dosis tunggal; setengah dosis untuk masing-masing lubang hidung. Vaksin hidup ini hanya boleh digunakan pada individu sehat, tidak hamil, dan berusia 2 sampai 49 tahun.

 

Jenis

- Influenza A menyebabkan penyakit yang sedang-berat dan mengenai semua kelompok umur. Selain menyebabkan penyakit pada manusia, influenza A juga menyebabkan penyakit pada binatang seperti babi dan burung.
- Influenza B umumnya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari pada tipe A dan terutama menyerang anak-anak.
- Influenza B lebih stabil dari pada influenza A dengan lebih sedikit antigenic drift dan menyebabkan imunitas yang cukup stabil. Virus ini hanya menyerang manusia.
- Influenza C jarang dilaporkan menyebabkan penyakit pada manusia, mungkin karena kebanyakan kasus bersifat subklinis. Virus ini tidak pernah dihubungkan dengan epidemi penyakit.
 

- Vaksin influenza inaktif (IIV3/IIV4) diindikasikan untuk semua individu berusia di atas 6 bulan. Vaksin ini dapat diberikan pada orang berusia lanjut (≥ 50 tahun) terutama yang memiliki berbagai penyakit kronik atau tinggal di panti/fasilitas lain dalam waktu lama (misalnya biara, asrama), orang muda dengan penyakit jantung, paru kronik, penyakit metabolisme (termasuk diabetes), disfungsi ginjal, hemoglobinopati atau imunosupresi, dan HIV.
- Vaksin ini juga diindikasikan untuk anggota keluarga, perawat dan petugas kesehatan pasien dengan kondisi yang disebutkan sebelumnya. Selain itu, semua pasien yang keluar perawatan dari ruang rawat akut sangat dianjurkan untuk mendapat imunisasi influenza.
- Vaksin ini juga dianjurkan untuk calon jemaah haji karena risiko paparan yang cukup tinggi.
- Vaksinasi influenza juga dianjurkan kepada wanita hamil dan wanita yang akan hamil pada musim influenza. Vaksinasi diberikan 1 dosis, dan diulang setiap tahun. 

 

Cara Penularan

Penularan dapat terjadi melalui penyebaran Streptococcus pneumoniae dari manusia ke manusia lain melalui batuk dan bersin kemudian udara yang mengandung bakteri tersebut terhirup oleh manusia lain, atau dapat juga melalui kontak erat dengan jarak kurang dari 2 meter.
Nomenklatur untuk mendeskripsikan tipe virus influenza berdasarkan urutan sebagai berikut :
1) tipe virus
2) tempat di mana virus tersebut pertama kali diisolasi
3) nomor galur (strain)
4) tahun isolasi, dan 5) subtipe virus.

Vaksin influenza diindikasikan pada :
(1) Orang yang berusia 50 tahun atau lebih
(2) Orang yang berusia 6 bulan – 50 tahun dengan masalah kesehatan (penyakit jantung, penyakit paru, diabetes, disfungsi renal, hemoglobinopati, terapi imunosupresif) dan/atau orang yang dirawat lama di fasilitas pelayanan
(3) Orang yang bekerja atau tinggal dengan orang berisiko selama lebih dari enam bulan
(4) Wanita hamil yang mempunyai masalah kesehatan, berapapun usia kehamilannya, divaksin sebelum musim influenza
(5) Wanita hamil yang akan memasuki musim influenza pada saat trimester kedua dan ketiga
(6) Wanita hamil yang sedang menjalani trimester kedua atau ketiga pada waktu musim influenza
(7) Semua petugas kesehatan dan orang yang bekerja pada pelayanan masyarakat yang esensial
(8) Orang yang akan berpergian ke daerah dengan kejadian influenza atau berpergian bersama orang-orang dari negara yang sedang mengalami kejadian influenza
(9) Siapapun yang ingin memperkecil peluang terkena sakit influenza.

Kontraindikasi vaksin influenza adalah adanya reaksi alergi serius pada pemberian vaksin sebelumnya. Sebagai catatan, Recombinant Influenza Virus (RIV) tidak mengandung protein telur.
Vaksin influenza yang hidup dan dilemahkan hanya boleh diberikan kepada individu yang sehat dan wanita tidak hamil (5-49 tahun). Selain itu, vaksin influenza yang yang hidup dan dilemahkan merupakan kontraindikasi pada individu dengan penyakit karena risiko akan meningkat jikan terpapar wild influenza virus (contohnya asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan diabetes). Yang merupakan kewaspadaan adalah pasien dengan penyakit akut sedang atau berat dengan/tanpa demam dan adanya riwayat kejadian sindrom Guillain-Barre dalam kurun waktu 6 minggu setelah pemberian vaksinasi. Orang dewasa yang memiliki alergi terhadap telur berapapun derajat keparahannya dapat memperoleh RIV, sedangkan orang dewasa yang memiliki alergi telur dengan manifestasi hanya berupa urtikaria masih dapat diberikan IIV dengan pengawasan yang ketat.

Perubahan antigenik hemagglutinin dan neuraminidase terjadi secara periodik. Hal ini tampaknya disebabkan oleh evolusi terus menerus dalam populasi yang imun atau separuh imun. Antigenic shift merupakan perubahan mayor salah satu atau kedua antigen permukaan (H dan/atau N) sehingga dihasilkan subtipe virus yang baru. Hal tersebut disebabkan oleh rekombinasi genetik (pertukaran segmen gen) antara virus-virus influenza A.

Antigenic shift dapat menyebabkan pandemi dunia apabila virus baru yang dihasilkan ditularkan secara efisien dari manusia ke manusia. Antigenic drift merupakan perubahan minor pada antigen permukaan yang diakibatkan mutasi titik pada sebuah segmen gen sehingga terjadi subtitusi asam amino. Antigenic drift akan menghasilkan varian/galur baru yang berbeda secara parsial dengan galur terdahulu. Tergantung dari mutasinya, subtipe baru mungkin masih dapat dikenal secara parsial oleh sistem imun pejamu.

sumber: Buku Pedoman Imunisasi